Minggu, 11 November 2012

GERHANA BULAN TOTAL

Padang Ekspres • Minggu, 11/12/2011 08:56 WIB • (mg14) • 21 klik

Gerhana  
 
Padang, Padek—Masyarakat Indonesia disuguhi fenomena alam gerhana bulan total, tadi malam. Fase peristiwa gerhana terakhir pada tahun ini terjadi Sabtu (10/12) mulai pukul 18.30 WIB hingga 00.30 WIB. Gerhana ini cukup istimewa sebab menjadi gerhana bulan total terakhir pada tahun 2011.

Puncak gerhana bulan total, yaitu ketika bayangan bumi menutupi seluruh bulan, terjadi pukul 21.06 WIB sampai 21.57 WIB atau selama 51 menit 8 detik. Gerhana terlihat di seluruh Indonesia. Tapi, yang paling jelas bisa disaksikan di Indonesia bagian barat. Bulan saat itu mulai terbit dari timur menuju utara. Pada ketinggian 22 derajat di atas garis horizontal.

Seperti diketahui, tahun ini, ada dua kejadian gerhana bulan total yang terlihat di Indonesia. Gerhana bulan total pertama terjadi Juni lalu dan berlangsung setelah tengah malam. Kali ini, gerhana bulan total terjadi sebelum tengah malam. “Asyik, kami bisa menyaksikan gerhana bulan total ketika menikmati akhir pekan bersama keluarga,” ujar Rafly, warga Jati yang saat itu sedang makan di Resto Red Chilli.

Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Padangpanjang, Taufik Gunawan mengatakan seperti gerhana bulan lainnya, bulan akan tertutup bayangan bumi yang berwarna merah pekat. “Sebagian masyarakat melihat bayangan tersebut berwarna hitam. Namun, sebenarnya warna tersebut adalah merah kehitaman karena ada cahaya matahari yang terbiaskan oleh atmosfer bumi dan ikut mewarnai bayangan tersebut,” ulasnya.

Pada peristiwa ini, bulan tidak melintasi pusat bayangan bumi sehingga gerhana akan lebih cepat berlalu jika dibandingkan dengan gerhana bulan total pada Juni yang berlangsung selama 101 menit. Seperti diketahui, gerhana bulan terjadi akibat bulan, bumi, dan matahari berada pada satu garis lurus secara berurutan. 
”Fenomena alam ini juga dapat terlihat dari sebagian kawasan di Amerika Utara, Kanada, Amerika Serikat, Alaska, Hawaii, Australia, Selandia Baru, Asia Tengah dan Asia Timur. Fenomena alam ini baru bisa disaksikan lagi pada enam tahun mendatang, yaitu pada 31 Januari 2018,”katanya. (mg14)